Alimah Story

Selamat datang di cerita ELTA, Setelah belajar otodidak selama 6 tahun, alimah belum bisa memenuhi standar nilai TOEFL untuk seleksi beasiswa. Penempatan di daerah yang belum memiliki akses pelatihan bahasa inggris yang mendukung, sempat membuat alimah menunda impiannya. Namun, Tuhan punya rencana yang indah alimah diberi kesempatan mengikuti sharing session Australia Awards Scholarship. Kesempatan ini mebangun harapan alimah kembali bahwa beliau bisa merealisasikan satu harapannya.  Hari pertama sharing session dilaksanakan di hotel dengan pemaparan dari alumni AAS. Sebagai suatu kegiatan yang jarang ada, peserta yang hadir pada kegiatan ini terdiri dari berbagai kalangan baik ASN, mahasiswa, IRT, dan siswa SMA. Setelah pemaparan awal mengenai persyaratan beasiswa, mayoritas peserta menyampaikan bahwa bahasa inggris menjadi kendala bagi mereka. Penyelenggara pun menyarankan peserta yang hadir untuk mengikuti sosialisasi lanjutan dalam program ELTA. ELTA (English Language Training ...

Selamat datang di kisah alimah, Kelas 3 SMA, Para siswa mulai berdiskusi mengenai pendidikan lanjutannya, mayoritas siswa tentu ingin melanjutkan pendidikan di fakultas kedokteran dan keperawatan. Hanya beberapa yang melanjutkan pendidikan ekonomi dan jurusan lainnya. Alimah pun memiliki keinginan yang sama untuk menjadi dokter yang bermanfaat bagi masyarakat. Namun, impiannya menurut Tuhan bukanlah yang terbaik untuknya. Pendaftaran ke fakultas kedokteran di universitas daerah telah dilakukannya melalui 3 jalur, namun ia belum berhasil. Sahabat sekelas sudah diterima di kampus daerah maupun luar. Alimah sedikit kecewa karena dia juga manusia, berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benaknya. Mengapa kegagalan silih berganti datang? Apa kemampuannya memang tidak sesuai untuk jurusan ini?. Kegagalan ini membuatnya merenungi kekurangan dan kekuasaan Tuhan. Bahwa dia sudah terlalu angkuh berasumsi bahwa kompetensinya mampu merealisasikan harapannya.  Alimah merajut impiannya kembali bahw...

Selamat datang di penggalan kisah INFJ, Sebagai salah satu kepribadian paling langka terkadang keberadaannya sering disalahartikan. Diskusi santai menjadi suatu hal yang tidak menarik seiring perjalanan waktu. Relasi yang bisa dihitung dengan jari membuatnya menyadari kualitas menjadi hal yang utama dibandingkan kuantitas. Ketika dirinya dihadapkan kepada realita kehidupan yang penuh dengan intrik, politik, dan kepentingan, melukai idealismenya. Setiap hari berkompromi dengan permainan kehidupan membuatnya menyadari bahwa keadilan dan kebahagian yang diharapkannya belum akan terwujud.  Rutinitasnya memberi manfaat kepada lingkungan terkadang membuatnya tidak menyadari bahwa banyak emosi lingkungan di sekitarnya terserap olehnya, sehingga ia pun marah dan sedih tanpa sebab. Sebagai seorang introvert hiruk pikuk dunia, menguras energinya. Ia pun juga sering disalah artikan oleh orang dilungkangannya. Sekolah menggapnya tidak bisa bergaul, keluarga menganggapnya tertutup, dan rekan ya...